Buku Terbaru

The Second House



IPM, Ikatan Pelajar Muhammadiyah sesuatu yang baru Aku tahu beberapa tahun terakhir, wadah yang mengubah sebagian besar hidupku, sesuatu yang membuatku terasa nyaman dan sesuatu yang membuatku merasa bebas. 

Perkenalkan namaku Muhammad Maulana Aku bersekolah di SMA Muhammadiyyah Martapura, Pertama kali Aku mendengar kata IPM yaitu ketika FORTASI FORum TAaruf SIswa ketika itu kakak kelas kami menceritakan apa itu IPM dan pengalaman-pengalaman beliau saat mengikutinya. 

Pada awalnya Aku mengira bahwa IPM itu sama saja dengan OSIS bedanya cuman ada di sekolah-sekolah Muhammadiyah, dan juga menurutku IPM itu membosankan pada awalnya karena menurutku sama saja dengan OSIS di sekolah pada umumnya. 

Waktu berlalu dan berlalu seperti hari biasanya sampai pada ada pengumuman bahwa akan di buka pelatihan “Taruna Melati 1 di sekolahku, di benakku Aku berpikir paling sama kaya LDK OSIS apa hebatnya?, cuman namanya saja yang berbeda

Tak lama setelah pengumuman itu teman-temanku mengajakku untuk mengikuti taruna melati itu, mungkin karena dorongan temanlah Aku ikut  IPM saat itu. Banyak teman-temanku bilang, kalo jadi IPM bisa dikenal oleh orang-orang sekolah dan itulah dasar awalku masuk ke IPM dan mengikuti Taruna Melati 1 itu. 

Sebelum mengikuti taruna melati 1 ada beberapa tes, salah satunya yaitu tes wawancara. Jujur, sebenarnya Aku bingung untuk menjawab dan berkata apa saat wawancara karena Aku sama sekali tidak tahu dengan IPM.

Keesokan harinya kertas pengumuman tentang siapa saja yang lulus tes wawancara di tempel di semua mading, Aku pun kaget sekaligus bingung karena namaku termasuk orang yang lolos tes wawancara itu dan akan mengikuti taruna melati 1.

Aku sangat bingung saat itu, “kenapa jadi masuk?, kenapa jadi ikut?, apakah bisa dibatalkan?, apa kah bisa mengundurkan diri?  pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepalaku seolah-olah tidak rela dengan apa yang telah terjadi. 

Dengan bermodalkan niat yang seadanya dan beberapa teman yang juga berhasil tes Wawancara Aku pun mengikuti Taruna Melati 1 dengan agak berat hati. 

Hari pertama Taruna melati 1 pun dimulai pada hari sabtu setelah pulang sekolah, hari itu sekolah dipulangkan lebih awal dari pada hari biasa karena Taruna Melati 1 tersebut,  setelah pulang sekolah Aku dan teman-temanku mengambil peralatan-peralatan dan benda-benda yang di suruh untuk kami bawa, setelah siap Aku dan teman-temanku pun berangkat menuju ke sekolah kembali. 

Hari pertama pun dimulai, menurutku hari pertama ini tidak terlalu melelahkan karena hanya di suguhi materi saja meskipun sebenarnya pinggang sedikit sakit karena terlalu lama duduk, di malam harinya  kami makan bersama setelah sholat maghrib. 

Kami makan nasi goreng malam itu menurutku makanan kami itu bisa dibilang kurang layak karena nasi nya sudah agak kering tapi tidak apa namanya juga bukan di rumah jadi harus makan dengan seadanya, setelah makan malam kami pun bersantai sejenak. 

Ada yang keluar ruangan untuk mencari angin, ada yang hanya bercanda di dalam ruangan dan ada yang berdiam diri di pojok. 

Ohh iya kelasku mengikut sertakan sebanyak 8 orang untuk mengikuti  taruna melati 1.

Setelah sudah dirasakan cukup materi pun berlanjut tentang berbagai macam hal dari kepemimpinan, ketahuhidan, cara beribadah yang tepat dan lain-lain, selama malam itu kami mendengar materi dengan keadaan yang mulai mengantuk seiring berjalannya waktu yang mendekati malam. Menguap pun menjadi teman dekat saat itu, kantuk pun menjadi musuh yang sulit di lawan malam itu. 

Mungkin di hari pertama Aku merasa biasa-biasa saja karena hanya ada materi dan materi, para peserta taruna melati 1 putra tidur di aula sekolah sedangkan pada peserta putri tidur di ruang kepala sekolah.  

Keesokan harinya, tepatnya hari kedua taruna melati 1 Aku dibangunkan pagi sekali, Aku merasa tidak nyaman karena tidak terbiasa, ternyata kakak panitia membangunkan untuk bersama-sama melaksanakan sholat lail atau tahajud. 

Mengambil air wudhu di pagi itu terasa menyentuh air es, serasa sangat dingin dan membuat mengigil, setelah sholat lail kami melanjutkan agenda pada jadwal yang sudah di bagi yaitu mengaji. Setelah mengaji kami mendapat materi yaitu renungan, di saat itu Aku sadar apa saja manfaat dari materi-materi yang sudah Aku dapatkan selama ini. 

Berlanjut di pagi hari, kami melakukan game yang diajarkan oleh para panitia, Kami di bagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kami pun memainkan game yang sudah di instruksikan oleh para kakak panitia saat itu, setelah melakukan game dan senam di pagi hari kami melanjutkan apa yang ada di jadwal yaitu materi lagi.

Materi selanjutnya yaitu ke-IPMan, materi ini lumayan menarik menurutku karena kami diajarkan untuk menggunakan IPM sebagai wadah untuk anak muda dan juga sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas untuk berkarya nyata. 

Hari terakhir pelatih taruna melati 1 itu terasa agak berat karena lelah dan kantuk. 
Akhirnya, penutupan yang kutunggu sejak pertama mengikuti taruna melati 1 telah tiba. Namun, di hari terakhir ini Aku merasa ada yang kurang, Aku merasa setelah ini apakah akan ada lagi sesuatu yang seperti ini, sesuatu yang membuat lelah, sesuatu yang memberikan materi-materi luar biasa dan sesuatu yang merubah pola pikirku terhadap IPM dan Muhammadiyah. 

Setelah taruna melati 1 selesai kami pun resmi dilantik menjadi pengurus IPM di SMA Muhammadiyah Martapura, Aku merasa senang karena telah berhasil masuk dan bertahan selama pelatihan.

Hingga akhirnya jadilah Aku pengurus Pimpinan Ranting SMA Muhammadiyyah Martapura bidang Kajian Dakwah Islam atau KDI sebagai anggota.

Memang kalau di ceritakan terasa biasa saja, tapi sebenarnya banyak hal-hal luar biasa yang terjadi saat taruna melati 1 itu, dan juga banyak pengetahuan yang didapatkan entah itu ilmu Untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. 

Selama setahun menjadi PR IPM SMAMuh Martapura, melalui IPM mengubah sebagian besar hidupku dari bertambahnya pengalaman untuk jadi pemimpin yang lain, pengetahuan tentang berorganisasi dan juga pengetahuan tentang Allah dan rasul-Nya. 

Selama menjadi pengurus IPM, Aku menemui orang-orang baru, semua orang hebat. Juga selama setahun berIPM di SMA Muhammadiyah Aku mendapat saudara-saudara baru, kakak baru, adik baru, orang tua baru di sekolah dan hal-hal yang lain.

Itu lah yang membuatku merasa IPM sebagai rumah kedua selain Aku memiliki keluarga di rumah, Aku juga memiliki keluarga di sekolah dan di organisasi yang sama-sama mendukung untuk kedepannya. 

Hidup hanya sekali, jalani penuh arti. 
Kadang sesuatu yang kita benci adalah hal yang baik. 
Dan kadang sesuatu yang kita sukai adalah hal yang buruk. 
Sesungguhnya Allah lah yang maha lebih mengetahui apa yang terbaik bagi umat nya. 
Sekian dari saya, Nuun Wal Qolami Wamayasthuruun 
Assalamualaikum

Muhammad Maulana
PD IPM Banjarbaru
Peserta Lomba Menulis Cerita Aku dan IPM

No comments