Buku Terbaru

Perjalanan IPM-ku


 Assalamualaikum, hai perkenalkan Aku Nardho mahasiswa FK UNLAM. Di sini Aku akan menceritakan perjalanan hidupku bersama IPM. Semuanya dimulai ketika Aku masih menempuh pendidikan di Sekolah. Sekolahku di MA Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, dan Aku telah lulus dari sana pada tahun 2016. Aku bangga menjadi keluarga besar Madrasah Muallimin, terutama menjadi angkatan 90 Gansnero. Di Sekolah, teman-temanku biasa memanggilku Nardho, panggilan untuk seorang siswa berpakaian rapi dan berkacamata, khas sekali. Walaupun Sekolahku di Yogyakarta, rumahku berada di Kalsel, tepatnya di Kota Amuntai. Aku menjadi salah seorang dari ribuan siswa Muallimin yang merantau ke Yogyakarta. Bisa dibilang Aku ini seorang traveller yang setiap semesternya pulang pergi Amuntai-Yogyakarta. Dari sinilah ceritaku dimulai.

Pelajar itu erat kaitannya dengan organisasi. Organisasi menjadi tempat untuk mengasah soft skill para pelajar di Sekolah. Apa jadinya jika seorang pelajar tidak pernah menjalani kehidupan berorganisasi di Sekolahnya. Bisa jadi dia menjadi orang yang kesulitan dalam bermasyarakat nantinya.  Karena itu, Madrasah Muallimin menyediakan banyak sekali organisasi siswa, di antaranya ada Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS), SUMMIT (PMR), Muallimin Scientific Community (MSC), Sobat Perpus Muallimin (SPM), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), dan banyak lagi. Dari sekian banyak organisasi itu, Aku hanya ikut 2 organisasi, yaitu HW dan PIK-R. Hmm, mana IPMnya??? Hehe...

Ceritanya, pas Aku kelas X di Muallimin, ada Open Recruitment IPM. Nah, open recruitmentnya itu terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yaitu tes tertulis, sedangkan tahap kedua adalah wawancara. Tes tertulis dilaksanakan di Masjid Jami Muallimin. Tesnya terdiri dari soal pilihan ganda dan isian. Materi tesnya tentang kepemimpinan, ke-IPM-an, kemuhammadiyahan, dan kemualliminan. Tes tertulis ini berhasil Aku lewati dengan lancar. Selang beberapa hari kemudian diumumkanlah siapa saja siswa-siswa yang berhasil lolos tahap pertama ini, dan Alhamdulillah namaku ada di sana. Lanjut ke tahap berikutnya yaitu wawancara. Aku deg-degan mengikuti tahap ini. Apalagi setelah Aku mengetahui bahwa yang akan mewawancaraiku itu Ka Velandani Prakoso. Wah orang hebat nih batinku. Selang beberapa waktu menunggu antrian, akhirnya namaku dipanggil juga. Aku memasuki ruangan dengan sedikit canggung. Setelah dipersilakan duduk, Aku langsung memperkenalkan diri. Selanjutnya, dimulailah wawancara yang dapat menentukan nasibku apakah Aku lolos masuk IPM atau tidak. Wawancara berlangsung cukup lama menurutku, dan Aku sudah kebelet pengen keluar ruangan. Alhamdulillah selesai juga wawancaranya kataku dalam hati. Setelah wawancara selesai, Aku merasa lega dan segera meninggalkan ruangan. Beberapa hari kemudian, terpampanglah pengumuman siapa saja yang berhasil lolos menjadi pengurus PR IPM Muallimin. Dan namaku tidak ada. Entah kata apa yang dapat menggambarkan suasana hatiku saat ini. Aku merasa kecewa dan sedih, tapi Aku juga merasa bahagia karena teman-temanku berhasil menjadi pengurus PR IPM Muallimin. Mungkin mereka lebih baik batinku.

Allah adalah Tuhan yang Maha Bijaksana, walaupun Aku tidak diterima di IPM akan tetapi Aku diterima di HW dan PIK-R. Melalui dua organisasi inilah Aku mulai belajar berorganisasi. Di HW Aku masuk di divisi Satgas, sedangkan di PIK-R Aku menjadi sekretaris umum. Hari-hariku terasa membosankan dengan 2 organisasi ini, akhirnya Aku memutuskan untuk menambah organisasiku. Dan masuklah Aku ke dalam komunitas bernama Firqoh Arabiyah, sebuah komunitas belajar Bahasa Arab di Muallimin. Komunitas ini dinaungi oleh Divisi Bahasa PR IPM Muallimin. Hmm, divisi bahasa??? Kayaknya baru dengar nih hehe... Memang PR IPM Muallimin berbeda dengan PR IPM di Sekolah-Sekolah lain, karena memang PR IPM Muallimin memiliki sumber daya yang sangat melimpah, sehingga bisa memunculkan komunitas-komunitas baru di bawah naungan IPM.

Firqoh Arabiyah merupakan komunitas yang memiliki banyak peserta. Mulai dari siswa MTs hingga siswa MA. Kalau dihitung-hitung, kebanyakan pesertanya dari MTs kelas 1 dan 2. Kegiatan di komunitas ini berupa belajar bahasa arab rutin setiap minggunya. Di sini Aku menjadi salah seorang kaka pemateri, ya kayak ustadz yang menerangkan pelajaran bahasa Arab gitu di kelas. Setiap pertemuan diisi dengan materi bahasa Arab seperti pengenalan mufrodat baru, kata kerja, dan sebagainya. Tidak ketinggalan juga belajar nahwu dan shorof. Secara tidak langsung, ketika Aku menjadi bagian dari Firqoh Arabiyah ini, Aku merasa menjadi keluarga besar PR IPM Muallimin.

Di Sekolahku, IPM memiliki banyak kegiatan, terutama dari divisi perkaderan. Kegiatannya berupa Fortasi (Forum Taaruf dan Orientasi) bagi siswa baru, Taruna Melati 1, Darul Arqam, dan banyak lagi. Semua kegiatan ini menghadirkan pemateri yang sangat luar biasa. Ketika Aku baru masuk Muallimin, Aku langsung disambut dengan kegiatan Fortasi, sebuah kegiatan seperti MOS di Sekolah-Sekolah umum. Kegiatan Fortasi ini berisi pembekalan materi dan mental bagi semua siswa baru. Selain materi, ada juga outbond dan games yang menarik. Memasuki tahun kedua di Muallimin, siswa akan mendapati sebuah kegiatan wajib pengisi waktu libur, yaitu Taruna Melati 1. Kegiatan ini bersifat wajib bagi seluruh siswa yang akan naik ke kelas XI. Taruna Melati 1 di Muallimin diadakan selama kurang lebih 3 hari di sebuah tempat bernama Wisma Darmais, Kulon Progo, Yogyakarta. Di sana siswa Muallimin diberi materi-materi yang luar biasa dari para ustadz, kaka-kaka senior, dan bahkan ada pemateri dari PP Muhammadiyah. Seperti biasa, setiap ada materi, pasti juga ada hiburannya. Sebelum kegiatan ini berakhir, diadakan outbond di lingkungan sekitar. Karena kegiatan ini berada di pedesaan, maka outbondnya itu melewati sawah dan sungai kecil di sana. Wah asyik deh pokoknya. Selanjutnya, ada juga yang namanya Darul Arqam, sebuah kegiatan informal yang diadakan oleh IPM di Muallimin bekerja sama dengan para alumni Muallimin untuk para siswa yang akan segera meninggalkan/lulus Muallimin. Kegiatannya kurang lebih mirip-mirip dengan Taruna Melati 1.

Tepat di tahun 2016, Aku lulus dari Muallimin. Perasaanku saat itu sangatlah sedih ketika akan berpisah dengan teman-teman seperjuanganku, apalagi akan berpisah dengan Sekolah tercinta, Muallimin Yogyakarta. Waktu terus berlalu, masuklah Aku ke dunia perkuliahan. Aku menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Dokter FK UNLAM. Di sana suasananya sangatlah berbeda dengan masa-masa Sekolah. Mulai dari jadwal kuliah yang padat hingga soal-soal ujian yang sulit untuk ditaklukkan. Ketika Aku berada di semester 1, Aku mengikuti open recruitment IMM di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Akan tetapi karena di kampus juga banyak kegiatan, akhirnya Aku tidak bisa memenuhi sebuah persyaratan masuk IMM, yaitu mengikuti Darul Arqam Dasar. Waktu kembali berlalu dengan cepat. Sekarang tibalah Aku di semester 4. Melalui informasi yang Aku dapatkan dari Ka Pradana, akhirnya Aku masuk ke dalam sebuah organisasi bernama PW IPM Kalsel. Horee... Di PW IPM Kalsel Aku diamanahi menjadi sekretaris bidang KDI dengan Koordinator Bidang KDInya yaitu Ka Pradana.

Bertepatan dengan masuknya Aku di kepengurusan PW IPM Kalsel, PD IPM Kota Banjarmasin mengadakan kegiatan Taruna Melati 2 Pimpinan di Mesjid Ami Abdullah Banjarmasin. Aku menjadi salah seorang peserta Taruna Melati 2 ini. Mungkin saat itu bisa dibilang Aku yang paling senior di antara para peserta yang lain. Aku berkenalan dengan para peserta Taruna Melati 2, ada yang berasal dari Banjarmasin dan ada juga dari Banjarbaru. Lagi-lagi karena Aku juga menjadi pengurus organisasi lain di kampus, terpaksa Aku harus meninggalkan beberapa kegiatan Taruna Melati 2 ini karena bertabrakan dengan sebuah kegiatan di kampus. Akhirnya karena Aku tidak mengikuti beberapa materi, Aku disuruh oleh panitia untuk meringkas materi-materi yang tidak Aku dapatkan selama Aku izin, di antara materi-materi yang Aku ringkas yaitu ada materi tentang Fiqih puasa, MKCH, AI, AKP, dan Sejarah peradaban Islam.

Setelah Taruna Melati 2 selesai, PW IPM Kalsel bekerja sama dengan PD IPM Kota Banjarbaru mengadakan kegiatan bernama Pelatihan Dai Pelajar Muhammadiyah II (PDPM II) dengan tema Membangun karakter dakwah sebagai identitas pelajar Muhammadiyah. Kegiatan ini diketuai oleh Ka Pradana. Aku sendiri ditunjuk menjadi sekretaris. Tugasku adalah membuat surat-menyurat yang dibutuhkan selama kegiatan ini berlangsung. Ada surat undangan, ada surat permohonan menjadi pemateri, ada surat peminjaman tempat, dan lain-lain. Kegiatan PDPM II dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari hari Jumat tanggal 11 Mei 2018 sampai hari Ahad tanggal 13 Mei 2018 di Masjid Istiqomah Banjarbaru. Selama Aku menulis cerita ini, Aku juga membagi waktuku untuk mengurus kegiatan PDPM II supaya kegiatan ini berjalan dengan lancar.

Mungkin ini saja sedikit ceritaku bersama IPM, semoga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang mau bergabung dengan IPM, baik di tingkat ranting, daerah, wilayah, maupun di tingkat pusat.

Muhammad Nardho Pratama
PW IPM Kalsel
Peserta Lomba Menulis Cerita Aku dan IPM

No comments