Pengalaman Emas
Perkenalkan nama Saya Muhammad Pasya Mutawakkil, biasa dipanggil Pasya. Saya lulusan MTs M3 Al-Furqan tahun 2015. Saat mau lulus dari Tsanawiyah, Saya memutuskan untuk melanjutkan perguruan di sekolah negeri. Namun akhirnya Saya tidak masuk sekolah negeri karena nilai ujian yang tidak mencukupi. Ada seorang keluarga Saya yang merupakan pengurus di PCM Banjarmasin 9, beliau menyarankan Saya untuk sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin yang merupakan salah satu sekolah di komplek perguruan PCM Banjarmasin 9. Sayapun mengikuti saran beliau dan akhirnya menjadi murid di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.
Hari pertama Saya masuk sekolah adalah mengikuti kegiatan FORTASI (Forum Taaruf dan Orientasi Siswa). Fortasi adalah pengenalan lingkungan sekolah punya sekolah-sekolah Muhammadiyah. Kegiatan tersebut berisi materi-materi tentang Muhammadiyah, materi-materi tambahan seperti kepemimpinan, psikologi remaja, sosialisasi lalu lintas, dan lain-lain. Fortasi juga berisi hiburan-hiburan menyenangkan yang tidak terlupakan pengalamannya. Fortasi sekolah Muhammadiyah sangat jauh berbeda dengan MOS yang sering terjadi perpeloncoan. Fortasi diselenggarakan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Ikatan Pelajar Muhammadiyah ialah organisasi otonom Muhammdiyah yang basis massanya adalah pelajar. Orang awam menganggap IPM sama dengan OSIS, Saya sangat kurang setuju dengan pendapat tersebut, diantara perbedaanya adalah jika masa jabatan pada OSIS di sekolah mereka habis maka usailah perjuangan mereka di OSIS. Sangat jauh berbeda dengan IPM, dalam IPM jika telah habis masa jabatan di sekolah masih bisa naik ke tingkat pimpinan yang lebih tinggi. IPM tidak hanya di sekolah. IPM memiliki lima tingkat pimpinan, mulai dari yang paling awal yaitu Pimpinan Ranting (tingkat sekolah), Pimpinan Cabang (tingkat kecamatan), Pimpinan Daerah (tingkat kota), Pimpinan Wilayah (tingkat provinsi), dan Pimpinan Pusat (tingkat nasional).
Pada waktu pendaftaran pengurus baru IPM, kakak-kakak kelas mempromosikan dan menyampaikan bahwa kuota pengurus IPM baru perkelas hanya 10 orang, pada waktu itu cukup banyak teman-teman Saya yang ingin mendaftar. Saya pun termasuk orang-orang yang terlewat dari 10 pertama yang mendaftar alias tidak mendapat formulir. Pada waktu itu Saya berpikir pendek bahwa tidak ada jalan lain untuk bergabung dengan IPM, namun beberapa hari setelahnya Saya melihat teman yang kemarin juga tidak mendapat formulir, dia sedang membawa formulir yang baru di dapatnya ke dalam kelas. Lantas Saya menanyakan darimana mendapatkan formulir itu, dia pun menjawab bahwa mendapatkannya dari Ketua Umum IPM, dan menawarkan jika menginginkan formulir ini fotokopi saja punya dia. Keesokan harinya kami mengumpulkan formulir ke kakak-kakak PR IPM dan melakukan tes wawancara. Pada hari berikutnya nama Saya serta beberapa nama teman lainnya tertera di mading dan di bawah nama-nama itu ada tulisan Selamat bergabung menjadi pengurus PR IPM SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin. Penuh rasa syukur melihat pengumuman tersebut.
Kegiatan pertama kami sebagai pengurus baru adalah menjadi peserta dalam acara Diklat dan Malam Keakraban yang diadakan oleh PR IPM. Acara ini adalah acara pertama kami mendapatkan materi Ke-IPM-an dan disampaikan langsung oleh kader yang punya pengaruh besar di IPM Banjarmasin, yaitu IPMawan Rizkon Nor Ihwani. Berhubung pada waktu itu PD IPM Banjarmasin akan mengadakan PKD-TM II, saat menyampaikan materi beliau juga menyelingi dengan menawarkan kepada kami untuk mengikuti TM II tersebut. Karena persyaratan yang cukup rumit, membuat Saya tidak berminat mengikuti acara itu hehehe... Selang beberapa waktu, teman Saya, namanya Samsul dan Muradi. Mereka memaksa Saya untuk ikut TM II. Kami pun mengikuti Screening Test di SMP Muhammadiyah 2 Banjarmasin, sebelum mengikuti pelatihan bersama teman lainnya. Mereka adalah Wahyu, Muawanah dan Normatina. Kami juga bersama-sama melengkapi Formulir, menjawab soal-soal Pre-Test, dan persyaratan lainnya. Inilah organisasi, kita saling meringankan beban satu sama lain, kita saling tolong-menolong, pekerjaan yang sulit akan menjadi mudah, masalah yang rumit akan dapat diselesaikan dengan kita berdiskusi. Menjawab soal Pre-Testnya masing-masing yaa .
Lagi-lagi diluar dugaan, kami dinyatakan lulus seleksi dan bergabung dengan perwakilan peserta pilihan dari Pimpinan Ranting tingkat SMA sederajat se-Kota Banjarmasin pada pelatihan yang diadakan selama 4 hari bertempat di BP3T Tambang Ulang. Disusul juga oleh Hafiz yang satu sekolah dengan Saya. Dalam pelatihan ini kami diajari berdiskusi, percaya diri bicara di depan umum, diberikan wawasan yang lebih luas tentang IPM, dan masih banyak pengalaman lainnya.
Sebelum bergabung dengan IPM, Saya adalah orang yang sangat pemalu, gugup bicara didepan umum, dan menganggap di organisasi ini cuma disuruh-suruh saja. Ternyata tidak seperti itu, di organisasi kita dapat meningkatkan rasa percaya diri dengan cara berani menyampaikan pendapat, berbicara di depan banyak orang, belajar berpikir kritis, dan menjadi pemimpin yang baik. IPM sebagai perantara yang mampu membuat Saya yang tadinya anak rumahan menjadi orang yang makan dan tidur pun jarang dilakukan di rumah. Salah satu hal yang paling Saya ingat adalah pertama kalinya Saya pulang kerumah jam 12 malam karena mempersiapkan tempat acara untuk kegiatan Jalan Sehat dalam rangka Milad IPM 55 di Siring depan Pemko Banjarmasin bersama ka Abid dan kawan-kawan.
Cerita awal Saya bergabung dengan PD IPM adalah selang beberapa bulan setelah mengikuti TM II. Saat itu Saya ditawari oleh ka Hadi yang merupakan Ketua Bidang PIP pada waktu itu. Beliau mengajak Saya hadir rapat pimpinan daerah setelah pulang sekolah.
Ternyata dalam rapat itu kami ditawarkan lagi untuk mengikuti pelatihan fasilitator yang diadakan oleh PW IPM Kal-Sel. Mengingat karakter Saya yang masih pemalu membuat keinginan Saya mengecil untuk mengikuti pelatihan itu. Tetapi ka Habibi yang merupakan Ketua Umum PD IPM Banjarmasin ngotot mengajak Saya jadi peserta PFP 1 (Pelatihan Fasitator dan Pendamping 1).
Saya pun berangkat menuju SD Alam Muhammadiyah Banjarbaru tempat diadakannya pelatihan tersebut bersama 8 orang kader IPM lainnya dari Banjarmasin. Dalam pelatihan itu, Saya yang orangnya pendiam dituntut harus mampu menguasai kondisi jika mengadakan pelatihan seperti Taruna Melati sebagai Tim Fasilitator.
Dari pelatihan Fasilitator yang Saya ikuti, untuk kesekian kalinya menambah pengalaman Saya dalam hal bicara di depan banyak orang. Salah satu pengalaman bicara di depan banyak orang yang paling Saya ingat adalah ketika menyampaikan materi Ke-IPM-an yang dihadiri sekitar 200 peserta didik baru dalam kegiatan FORTASI di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin, Alhamdulillah materi yang Saya sampaikan mampu diterima oleh pendengar. Keberhasilan mengikuti pelatihan dinilai dari apa hasil yang dapat kita capai setelah mengikuti pelatihan. Karena secantik apapun konsep pelatihan yang kita ikuti tidak akan berharga jika tidak ada follow up berkelanjutan.
Muhammad Pasya Mutawakkil
PD IPM Banjarmasin
Pemenang 3 Lomba Menulis Cerita Aku dan IPM
No comments