Bahagia dengan IPM
Waktu itu Saya tidak tahu mengapa diri ini terkendali oleh nafsu, awalnya hanya coba-coba tapi akhirnya terjerumus oleh tingkah laku. Saya tak sadar mengapa kelakuan Saya seperti itu. Waktu itu orang bilang tidak nakal tidak keren. Saya tidak tahu mengapa diri Saya bisa seperti itu, tapi yang Saya tahu Saya cuman diajak teman-teman Saya. Saat itu teman Saya sangat candu dengan narkoba, sampai-sampai uang yang dikasih buat jajan digunakan untuk narkoba, tiada hari tanpa narkoba bagiku.
Saat kumpul bersama teman Saya, tidak ada satu pun yang tidak merokok kecuali Saya. Dan entah mengapa Saya merasa tidak gaul tidak merokok. Dan Saya pun waktu itu merokok. Hingga akhirnya Saya kecanduan dengan rokok. Waktu itu Saya merokok tidak berani di rumah. Karena takut sama Ibu yang melarang Saya merokok.. Saya juga jarang sholat padahal sholat itu tiang agama. Saya sangat suka jalan-jalan saking sukanya Saya lupa dengan waktu. Yang harusnya Saya pergunakan untuk beribadah tapi Saya buang untuk senang-senang. Padahal rumah Saya dekat dengan mesjid hanya berjarak kurang lebih 20 meter dari rumah Saya. Saya punya kakek, tapi kini sudah tidak ada di dunia ini. Kakek Saya sangat Sayang dengan Saya. Beliau memarahi Saya kalau Saya tidak ada di mesjid bahkan Saya dinasehati terus menerus betapa pentingnya sholat. Saya pun hanya diam dan tidak berkata-kata. Karena kakek Saya kalau marah sangat luar biasa. Tapi Saya sangat yakin bahwa kakek Saya menasehati Saya untuk kebaikan Saya sendiri.
Entah mengapa diri ini sangat tersiksa oleh nafsu. Walau sudah dinasehati berkali-kali untuk berubah tapi tidak pernah Saya melakukan apa yang pernah dinasehati. Walau ada perubahan tapi itu hanyalah mainan seperti tulisan yang dibakar lalu jadi abu dan dibuang itu pun perubahan Saya waktu itu hanya untuk terlihat baik di mata keluarga tapi padahal hanya terpaksa dan tidak ikhlas. Tidak sama sekali Saya sadari semua itu. Yang Saya lakukan adalah perbuatan dosa. Tapi Saya tetap malakukan perbuatan itu. Saya dahulu membantah apa kata orang tua Saya. Saya merasa durhaka kepada kedua orang tua Saya. Saya juga pernah membuat hati mama Saya sedih karena kata-kata Saya. Entah apa yang ada dalam pikiran Saya kenapa Saya membuat hati mama Saya sakit, begitu nakalnya kah Saya saat itu. Dan akhirnya Saya sadar Saya pernah melihat ada orang yang yang di kutuk Ibunya menjadi batu dan jadi kenyataan lalu Saya juga pernah melihat orang jadi ikan karena di kutuk oleh Ibunya. Saya saat itu sangat takut dan Saya waktu itu minta ampun kepada ke dua orang Saya karena perbuatan Saya yang tidak pantas kepada Ibu Saya.
Saya pun telah sadar perilaku Saya sangat mengecewakan orang tua Saya. Tapi Saya tidak tahu, Saya sudah baik kepada orang tua Saya, tapi Saya belum berhenti merokok. Padahal Saya sudah tahu rokok itu berbahaya.
Setelah beberapa lama Saya sangat ingin berubah. Saya pun berpikir Saya ingin menjadi orang yang berguna dan pada saat itu Saya diajak teman Saya berorganisasi. Saya tidak tahu apa itu organisasi, ternyata dijelaskan oleh teman Saya bahwa organisasi itu ialah suatu perkumpulan orang yang mana orang itu akan dibina dan dididik untuk menjadi yang lebih baik. Saya juga tidak mengerti teman Saya yang dulunya nakal sekarang menjadi baik. Nama organisasi itu adalah IPM, ortom dari muhammadiyah atau bisa disebut anak dari Muhammadiyah.
Waktu itu Saya tidak kenal dengan IPM padahal Saya dan keluarga Saya adalah warga Muhammadiyah, yang Saya tahu dahulu hanya HW (Hizbul Wathan) dan IRM (Ikatan Remaja Mesjid). Saya mengira HW itu adalah club pemain bola karena si club bola ada yang namanya HW MANDIANGIN, HW KARANG INTAN, HW MARTAPURA dan lain- lain. Ternyata HW itu sama, ortom dari Muhammadiyah juga.
Saya masih ingat Saya diajak ikut IPM dahulu Saya tidak mau karena dipengaruhi oleh teman Saya yang tidak ingin melihat Saya berubah. Kata teman Sayatidak usah ikut organisasi IPM” lalu kata Saya kenapa? Kata teman Saya IPM itu membosankan kamu nanti akan disibukkan oleh IPM, lalu Saya bingung apakah benar apa yang disampaikan temanku tadi.
Lama waktu berlalu akhirnya teman Saya ke rumah Saya. Namanya adalah Muhammad Ghoffar Noor Rifki Nazamudin. Dia mengajak Saya masuk IPM. Waktu itu Saya ragu mau ikut atau tidak entah mengapa yang ada di dalam pikiran Saya IPM itu membosankan tidak bisa bebas. Karena apa yang dilakukan pasti dinilai orang bahwa ini anak IPM. Lalu Saya bertanya kepada Ghoffar mengapa Saya yang diajak ikut IPM. Lalu Ghoffar menjawab tidak ada yang maunya disini ikut IPM. Saya pun menjawab nanti saja. Tapi Ghoffar memaksa Saya untuk ikut IPM, padahal Saya tidak tahu apa tugas IPM ini. kata teman Saya ghoffar ikut aja coba-coba saja dulu. Lalu Saya pun bilang iya Saya ikut. Sebelum Ghoffar mengajak Saya ikut IPM dahulu di cabang Saya sudah terbentuk yang namanya IPM tapi entah mengapa tidak lagi terdengar nama IPM di cabang kami karena orang-orang nya yang sekarang sibuk kerja dan kuliah. Akhirnya IPM di cabang Saya pun bisa di sebut vakum. Seperti tanaman yang dibiarkan begitu saja dan tidak dikasih pupuk, air bahkan tidak terkena sinar matahari dan akhirnya pun mati.
Tidak mudah untuk menghidupkan kembali IPM di cabang Saya. Saya pada waktu itu diajak oleh teman Saya Ghoffar kerumah Yahya untuk membujuk Yahya ikut IPM dan Alhamdullah teman Saya Yahya sangat bersemangat untuk ikut IPM. Kami dahulu baru bertiga yang ingin membangun IPM. Saya, Ghoffar dan Yahya sampai ke rumah teman-teman, Saya membujuk agar ikut IPM. Ada yang mau ikut dan ada sebagian yang tidak ikut. Setelah itu dikumpulkanlah kader IPM di cabang kami.
Tak lain dan tak bukan terbentuknya IPM di cabang kami, atas motivasi dari pemuda Muhammadiyah. Dia bernama Hasmi Ridho. Beliau ingin sekali membangun IPM agar bisa membantu untuk menghidup-hidupkan Muhammadiyah. Setelah itu dilantiklah kami dan di bentuklah struktur yang pada waktu itu di ketuai oleh Yahya dan Saya sebagai bidang KDI sedangkan Ghoffar di bidang ASBO. Saya pada waktu itu bingung apa itu KDI. Karena Yahya sudah paham dengan IPM. Dia membaca,mencari,mendalami lalu dia jelaskan bahwa KDI itu ialah Kajian Dakwah Islam. Saya pun terkejut mengapa Saya jadi ketua KDI padahal perilaku Saya kurang pantas. Pada waktu itu Saya terpaksa di bidang KDI karena tidak ada lagi selain Saya. Jadi Saya mejalankan tugas Saya karena ini tanggung jawab Saya. Entah mengapa Saya di bidang ini sangat suka padahal Saya kurang paham dengan agama. Tapi Saya suka mendengarkan ceramah agama.
Saya terus ikhtiar ikut IPM. Dan Alhamdulillah melalui IPM perilaku Saya mulai berubah. Sedikit demi sedikit Saya merasakan mulai ada perubahan dalam diri Saya. Yang tadinya Saya merokok lalu mendengarkan ceramah bahwa merokok itu haram dan membahayakan lalu Saya bertekat untuk berhenti merokok. Saya yang dulunya berperilaku tidak baik, akhirnya Saya merasakan lebih baik dari pada sebelumnnya. Dalam IPM Saya diajarkan perilaku yang baik sama Saya seperti sekolah yang mana di sekolah diajarkan agama. Bahkan Saya berani berbicara di depan melalui IPM. Karena pada waktu itu bila ada kegiatan pasti ada kultum setelah sholat subuh. Dan pada waktu itu Saya kultum. Mungkin baru pertama Saya kultum badan Saya gemetaran kalau bahasa banjarnya tepaluh dingin. Tapi Saya merasakan bahwa dengan itu Saya bisa berbicara di depan tidak malu lagi. Dan kelakuan yang dahulu nakal itu tidak terulang lagi, kita tidak tahu akhirnya gimana tapi kita tahu rencana tuhan pasti luar biasa.
Jadi pergunakanlah waktu sebaik-baik mungkin. Jagalah waktu untuk beribadah. Dan bertaubatlah atas perilaku yang selama ini kita buat. Saya ingat ketika Saya mendengarkan ceramah oleh ustad Annas Abdurahman beliau mengatakan ada tiga cara bahagia dalam islam yang pertama kalau kita diberi nikmat kita bersyukur yang kedua apabila kita diberi musibah kita bersabar lalu yang ketiga apa bila kita berbuat dosa kita minta ampun itulah yang membuat Saya yang bahagia. Bahagialah dengan cara ini.
Muhammad Yusri Akbar
PD IPM Kabupaten Banjar
Pemenang 2 Lomba Menulis Cerita Aku dan IPM
No comments