Buku Terbaru

Dari IPM, Kutemukan Pintu Hijrahku



        Sebelumnya, Aku kenal IPM dari seorang teman di Sekolah namanya Tasya dan Aku ikut IPM tetapi hanya sebentar saja waktu itu, karena Aku merasa waktu itu IPM tidaklah seru seperti apa yang kubayangkan. Aku menjadi berpikiran seperti itu karena Aku merasa belum mengerti seperti apa organisasi IPM itu sendiri dan waktu itu lagi masa jahiliyahnya diriku. Aku asyik dengan duniaku sendiri dan waktu itu Aku masih suka melakukan hal-hal yang sia-sia. Aku juga waktu itu suka foya-foya dengan teman-temanku, anggap saja Aku begitu jauh dari agama.

Hari ke hari dan satu tahun Aku lewati setelah Aku vakum dari IPM, Aku merasakan sesuatu yang tidak tenang, entah apa yang membuatku tidak tenang dan Aku pun tidak tahu apa penyebab atas tidak ketenangan yang ada. Dan Aku merasa teman-temanku mulai menjauhiku secara perlahan dan Aku bingung dengan tingkah mereka. Hingga pada akhirnya Aku merasa sendiri dan sepi. Mereka datang hanya ada perlunya saja. Lalu, Aku selalu menyalahkan diriku sendiri atas kenyataan yang Aku hadapi saat itu, Aku merasa terluka. Hingga pada akhirnya Aku memulai hobi baruku yaitu berselancar di dunia maya terutama Facebook dan Instagram. Setiap hari melakukan hal tersebut dan terkadang Aku menonton dakwah dan baca quotes islami di instagram. Dari situ Aku memulai hobi baruku lagi yaitu menulis quote. Dan semua foto-foto di instagram kuhapus dan kuganti dengan foto-foto quotesku dan terkadang repost quotes atau video dakwah dari Akun orang lain dan Aku begitu menekuni hobi baruku itu.

Satu bulan Aku menjalani hobi baruku yaitu berselancar di dunia maya dan menulis quotes di Instagram, ternyata ada sesuatu yang sangat mengejutkan ada seseorang yang memfollow akun IG-ku dan seseorang itu adalah anak IPM, Aku begitu terkejut.

“What?? Ini anak IPM follow Aku ada apa ya? Orang mana ini? Namanya M.Aditya Salam. Anak IPM Sumatera Selatan” gumamku saat Aku membaca bio instagramnya. Aku stalkinglah akhirnya Akun instagram anak IPM tersebut, karena rasa manusiawiku keluar, yaitu rasa kekepoan ku hehe.
Ternyata isi Akun instagram tersebut begiu banyak foto kegiatan dia dan memakai almameter berwarna kuning, menandakan bahwa dia ikut organisasi IPM dan karena Aku begitu penasaranku stalking sampai akhir sampai bawah. Ternyata kegiatan IPM yang kulihat di foto kegiatan Dia begitu seru sekali dan setiap captionnya di foto-foto itu bikin takjub. Hingga akhirnya Aku memfollback Dia. Tapi, waktu itu Aku masih merasa bodo amat karena waktu itu Aku merasa IPM itu tidak seru. Lalu Aku pun mengakhiri rasa kepoku ini.

Dan akhirnya Aku menjalani hidup seperti biasa, tetapi yang membuatku anehnya waktu itu setiap Aku membuka instagram, pasti foto yang namanya Aditya anak IPM Sumatera Selatan itu muncul diawal, dan pasti foto kegiatan Dia di IPM. Hari ke hari dan bulan ke bulan, setiap Aku membuka Instagram pasti foto Aditya itu ada saja, hingga pada akhirnya Aku merasa , “Sepertinya organisasi IPM ini seru sekali, inginku rasanya masuk IPM kembali. Tapi, apa bisa Aku bisa masuk lagi? Aku sudah vakum lama sekali selama 1 tahun lebih. Ah sudahlah lebih baik kuurungkan kembali lagi niat ini. Aku malu jika harus masuk kembali ke IPM. Batinku.

Pada suatu hari, Aku melihat sebuah video dakwah yang begitu menyentuh hatiku, Aku merasa diriku hina, Aku selalu melupakan Allah dan Aku selalu mengejar dunia, hingga pada akhirnya Aku ingin memutuskan Hijrah. Tapi, lagi-lagi begitu hebatnya rayuan setan membujukku untuk mengurungkan niatku untuk berhijrah. entah apa yang ku pikirkan waktu itu, bila Aku hijrah pasti temanku menjauhiku. Aku yang seperti ini saja, teman-temanku sudah menjauhiku, apalagi bila Aku hijrah? Ah sudahlah, mending nanti saja bila Aku sudah kuliah, baru aku mulai hijrah. Aku tidak ingin teman-temanku menjauhiku. Dan jujur saja, sebenarnya Aku begitu bodohnya waktu itu berpikir seperti itu, Aku takut apabila dunia menjauh dariku dan Aku selalu mengejar dunia, tanpa berpikir sedikitpun bagaimana akhiratku kelak. Masa jahiliyah yang begitu suram, Astaghfirullah.

Waktu dimana Aku merasa diriku ingin hijrah, hatiku terus merasa menggebu-gebu tetapi logika terus berkata tidak, bagaimana Aku bisa memilih diantara dua hal yang berbeda, yaitu bingung memilih antara perkataan hati atau logikaku. Setiap hari Aku melawan hati yang terus bergejolak dan menyuruhku hijrah tetapi logikaku terus berkata tidak! Aku merasa terjadi konflik batin terus menerus yang membuatku bimbang. Hingga pada akhirnya,Aku memilih Hijrah. Dalam artian hijrah disini Aku butuh proses tidak langsung berubah 360 derajat. Kenapa seperti itu? Karena Aku ingin menikmati proses hijrahku sampai Aku merasakan benar-benar hijrah setelah Aku masuk IPM. Anggap saja hijrahku sebelum Aku masuk IPM , adalah Hijrah abal-abal, hehe.

Setelah Aku hijrah, Aku banting stir untuk merubah tulisanku di Instagram dengan tulisan-tulisan untuk muhasabah diri sendiri, meski kadang tulisanku di instagram itu agak alay, hehe .

Setelah Aku menjalani hijrahku beberapa bulan, tiba-tiba ada dm instagram masuk , dan yang nge-dm adalah Aditya anak IPM Sumatra Selatan.  Asalnya dia memuji setiap tulisanku, tapi Aku biasa saja karena bagiku Pujian adalah Ujian. Lalu Aku juga langsung tanya tentang dirinya dan dia dari IPM mana. (Padahal sih sudah tau dari Sumatra Selatan, hehe) dan dia jawab bahwa dia sudah kuliah dan di IPM dia masuk di Pimpinan Wilayah IPM di Sumatra Selatan dan dia di bidang Perkaderan. Dan jujur Aku begitu speechless membaca itu dan dia bertanya balik Aku dari IPM mana. Asalnya sih bingung mau jawab apa, jadi Aku ceritain bahwa Aku pernah ikut di IPM Kotabaru Kalimantan Selatan lalu vakum, setelah itu dia begitu banyak menceritakan tentang IPM, dan Aku begitu merasa menyesal vakum dari IPM di Kotabaru, padahal IPM itu asyik sekali organisasinya, begitu banyak pengalaman yang didapatkan. Lalu pada akhirnya dia mengajakku berdakwah lewat sosial media lebih tepatnya di instagram, yaitu Aku diajak menjadi bagian salah satu dari mereka semua yang menjadi admin di Akun ig tersebut dan juga memposting tulisan dakwah, padahal waktu itu Aku merasa begitu fakir ilmu, tetapi kak Aditya meyakinkanku. By the way nama Akun ig itu adalah Dakwah Generasi Z, akun dakwah tersebut rata-rata isinya anak IPM Sumatra Selatan, semua yang menjadi adminnya dan menyebarkan dakwah pun mereka juga. Dari situ Aku merasa bahwa anak-anak IPM itu begitu kreatif mereka pun juga berdakwah. Aku begitu senang kenal mereka semua. Begitu hebat Allah merancang skenarioNya disaat Aku hijrah, Alhamdulillah dipertemukan dengan orang-orang hebat seperti mereka. Dari situ, awal Aku mulai mengenal IPM, dan munculah kembali hasrat ingin kembali masuk IPM di Kotabaru. Tapi, ya begitu Aku masih merasa malu.

Tidak terasa bulan ramadhan pun tiba, dan itu termasuk hitungan 2 tahun Aku tidak ikut IPM. 3 hari puasa, ternyata Aku bertemu dengan temanku bernama Sinar. Dia mengajakku menjadi panitia Pesantren Ramadhan di Masjid Al-Istiqomah di Kotabaru. Wah, ini kesempatan emas bahwa Aku nanti bisa ikut organisasi IPM  Kotabaru. Dan akhirnya aku mengiyakan ajakan itu. Selanjutnya Aku membantu panitia pesantren ramadhan tersebut, hingga sepekan menjalankan puasa ramadhan, tiba-tiba orangtuaku mendadak hendak berangkat ke Jawa dan lebaran disana. Awalnya sih kecewa dengar keputusan orangtua, tapi ya harus bagaimana lagi? Terpaksa dengan berat hati Aku menerima keputusan itu. Tapi disisi lain Aku takut tidak bisa bergabung di IPM, kalau Aku tidak ikut panitia pesantren ramadhan. Akhirnya, Aku memutuskan untuk kerja keras membantu teman-teman mengurus pesantren ramadhan sebelum Aku berangkat ke Jawa. Dengan senang hati dan semangat 45 Aku mengerjakan amanah tersebut sampai akhirnya 1 minggu Aku membantu mereka, kemudian Aku berangkat ke Jawa.

Tidak terasa, Lebaran pun sudah lewat. Tiba-tiba, Sinar menawarkan kain Sasirangan IPM kepadaku. Aku merasa senang mendengarnya, itu berarti Aku masuk IPM Kotabaru.

Setelah 3 hari Aku pulang dari Jawa ke Kotabaru, ternyata IPM Kotabaru mengadakan Musyawarah Daerah. Awalnya gak ngerti apaan ya itu. Ternyata Aku baru paham, di musyawarah tersebut banyak yang dibahas salah satunya pergantian ketua umum di IPM Kotabaru. Dan Aku juga gak tahu si asalnya IPM Kotabaru ini Pimpinan apa, baru paham waktu di musyawarah daerah, bahwa IPM Kotabaru adalah Pimpinan Daerah IPM Kotabaru, itu juga pengalaman pertama kali Aku mengikuti musyawarah seperti itu, dan musyawarhnya sampai jam 11 malam.

Keesokan harinya, semua peserta Musyawarah Daerah kumpul untuk memilih ingin di bidang apa. Waktu itu Aku tidak bisa hadir karena ada halangan. Lalu Aku berinisiatif  chatting ke ketua umum yaitu Kak Pradana, menanyakan tentang pemilihan bidang tersebut, dan Aku dikasih 2 pilihan yaitu bidang Perkaderan dan Bidang Advokasi. Aku sih bingung waktu itu arti dari nama bidangnya saja Aku tidak paham, dan akhirnya Kak Pradana menjelaskan. Setelah itu, karena Aku bingung lalu kupilihlah bidang Perkaderan dan waktu itu Aku berpikir kalau Aku pilih bidang itu ya paling jadi anggota saja.

Lanjut di pagi hari, kami pun kumpul di Aula Masjid Al-Istiqomah melaksanakan acara pelantikan pengurus baru di PD IPM Kotabaru. Saat gladi bersih, nama pengurus baru dipanggil untuk naik ke atas panggung dan menyusun posisi barisan sesuai bidang. Waktu itu namanya dipanggil dan masuk di bidang apa, Aku sih awalnya cuman dengar namaku saja dan tidak mendengar lagi Aku masuk di bidang apa, serta jabatannya sebagai apa. Jadi, ya ekspetasi awalku sebelum pelantikan paling Aku jadi anggota saja, karena Aku masih baru di IPM.

Setelah gladi bersih selesai, acara pelantikan pun dimulai. Sampailah pemanggilan nama-nama pengurus baru beserta jabatannya sebagai apa dan ketika MC memanggil namaku, “Lutfi Putri Kholfiyah menjabat sebagai Ketua Bidang Perkaderan". Jujur, di saat Aku mendengar MC mengucapkan itu, Aku terkejut ternyata di luar ekspetasiku dan Aku langsung naik ke panggung. Setelah selesai dilantik dan acara selesai. Aku langsung pulang, dan dengan keikhlasan hati Aku menerima jabatan ini sepenuh hati. Aku yakin I Can Do It!

Tidak lama kemudian setelah pelantikan, rapat pertama dimulai yaitu penyampaian program kerja setiap bidang. Jujur Aku bingung, akhirnya Aku sharinglah tentang perkaderan dengan temanku yaitu Kak Aditya. Kenapa Aku sharing ke dia? Karena waktu itu Aku hanya kenal beliau saja anak IPM dari bidang perkaderan. Aku agak malu bertanya ke kakak-kakak senior IPM disini waktu itu. Dan setelah Aku sharing, disitu Aku baru paham apa saja program kerja di bidang perkaderan. Dan kubuatlah program-program kerjaku di bidang perkaderan dan kusampaikanlah ke dalam rapat program kerja.

Satu atau dua bulan kemudian, ternyata ada pelatihan fasilitator dan pendamping di Banjarbaru, dan itu pengalamanku pertama kali mengikuti pelatihan di IPM. Dengan modal nekat bahwasanya materi di pelatihan itu ada di Pelatihan Kader Taruna Melati 1 dan 2, tetapi Aku belum pernah ikut pelatihan kader sama sekali, dan Alhamdulillah kakak-kakak panitianya mengizinkan Aku mengikut pelatihan tersebut karena waktu itu di PD IPM Kotabaru krisis fasilitator. (hehe jangan di ikuti ya, sebenarnya harus sesuai dengan prosedur. Tapi, karena ini keadaan darurat jadi ya. paham sendiri kan ya, hehe). Selama perjalanan dari Kotabaru ke Banjarbaru Aku belajar materi PKTM 1 dan 2. Saat pelatihan Fasilitator dan Pendamping tersebut begitu banyak Aku mendapat pengalaman berharga dari suka dan duka yang tidak akan bisa kita beli dengan uang.

Setelah itu, 6 bulan Aku di IPM , berteman dengan mereka semua.

Aku merasa diriku lebih tenang dengan mereka. Mereka selalu mengingatkan bila Aku melakukan kesalahan, ikatan keluarga di IPM begitu erat dan Aku merasa hijrah ku benar-benar mantap karena melalui IPM aku berteman dengan orang-orang sholeh dan sholehah. Hingga detik ini Aku begitu bersyukur menjadi bagian keluarga IPM dan terus memperbaiki diri. Alhamdulillah dan terima kasih kepada teman-teman PD IPM Kotabaru, dukungan dari orangtua serta kak Aditya. Nikmat Syukur yang tiada tara memiliki kalian.

“Maka Nikmat Tuhanmu Manakah yang Kamu Dustakan?

Aku teringat ada sebuah hadis yang mengatakan, Rasululah shallallahualaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap. (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Teruslah Jaya Ikatanku  ~~
IPM JAYA!!!

Lutfi Putri Kholfiyah
PD IPM Kotabaru

No comments