Buku Terbaru

Lawan Virus Corona dengan Solidaritas


Sampai saat ini virus Corona masih menjadi sebuah topik pembahasan yang sering dibicarakan dimasyarakat seluruh dunia. Sejak pertama kali terdeteksi pada bulan desember 2019 dan hingga saat ini, jumlah korban terinfeksi terus mengalami pertambahan jumlah suspect yang begitu signifikan.

Hampir diberbagai media menjadikan virus Corona sebagai pemberitaan yang terus diperbaharui setiap saat. Hingga saat ini, virus tersebut masih dianggap memberikan ancaman serius bagi masyarakat hingga keseluruh dunia dan penyeberannya begitu cepat. Yang kemudian hal tersebut memunculkan berbagai macam reaksi diseluruh kalangan masyarakat terhadap pandemi tersebut.

Jika melihat dari pemberitaan, Saat ini penyakit Covid-19 sudah diklasifikasikan menjadi sebuah pandemi yang beresiko dimana memberikan ancaman bagi masyarakat dunia. WHO mengharapkan semua negara untuk bisa bersiap-siap dalam mengantisipasi keberadaan virus ini, termasuk Indonesia. Melihat kasus yang terjadi belakangan ini, pemerintah tengah berusaha cukup keras untuk mencegah penyebaran virus yang meluas.

Jumlah korban yang terinfeksi semakin hari pun semakin bertambah, dan beberapa diantaranya telah meninggal dunia. Sampai saat ini pemerintah terus memberikan arahan-arahan terhadap masyarakatnya untuk menghindari area keramaian supaya mengurangi jumlah kenaikan korban yang terus tertular virus ini.

Di lansir dari Kompas.com pemerintah menyatakan dilihat dari data yang dihimpun bahwasanya pasien penderita Covid-19 di Indonesia bertambah, hingga sampai Kamis (9/4) total ada 3.293 kasus Covid-19. 

Kondisi pandemi Covid-19 sudah sangat mengkhawatirkan karena dapat saja semakin meluas, dan belum dapat diprediksi sampai kapan virus ini akan hilang dan berhenti menjangkiti penduduk dunia. Artinya wabah ini bukan hanya persoalan satu negara, melainkan persoalan dunia.

Virus Corona semakin mewabah dan memporakporandakan kehidupan normal masyarakat dunia dalam berbagai bidang terutama kesehatan dan ekonomi. Virus Corona menguncang kehidupan kemanusiaan dan juga ekonomi. Hampir semua negara melakukan Lockdown atau physical distancing untuk menghindari semakin meluasnya virus ini.

Tentunya bagaimanapun sulit dan mendebarkan hampir semua pihak terjangkit, yang paling dibutuhkan saat ini adalah upaya untuk menangani pasien yang sudah terpapar virus Corona, melakukan isolasi selama 14 hari bagi pasien yang sakit, namun tidak memiliki risiko penyakit lainnya.

Dalam upaya penanggulangan virus ini, tentu membutuhkan kesikapan dan ketegasan pemerintah dari pusat maupun daerah. Pemerintah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan, pelayanan kesehatan masyarakat, dokter dan para medis, serta masyarakat secara umum. 

Hal ini dapat menciptakan kepercayaan dari masyarakat bahwa pemerintah hadir dan menjaga kepentingan mareka sebagai rakyat Indonesia. Kepercayaan rakyat kepada pemerintah dapat meningkatkan solidaritas diantara mereka yang dapat bermanfaat dalam mewujudkan kerja sama atau kolaborasi sehingga penanggulangan virus Corona akan lebih mudah, terarah dan terukur penanggulangannya.

Solidaritas merupakan cara ampuh

Solidaritas adalah rasa senasib sepenanggungan yang dahulu memintal benang persatuan dan kesatuan, dalam mengusir penjajah. Sekarang, solidaritas merupakan harta yang bisa menjadi senjata dalam konteks perang melawan Covid-19. Merefleksi ini kita jadi ingat ungkapan, “We fight against thing we hate. We fight for things we love”. Kita bertempur melawan apa yang kita benci. Kita berjuang untuk hal-hal yang kita cintai.

Kalau dulu, ada penjajah yang menjadi musuh bersama sehingga seluruh anak bangsa bertempur melawan musuh yang terlihat nyata. Kini, situasinya hampir mirip, meski yang menjadi musuh bersama, tak bisa dilihat dengan mata. Tetapi, setidaknya, ada semacam semangat dan determinasi yang sama, yang bila diintegrasikan, dan disatukan, akan menjelma menjadi kekuatan yang dahsyat untuk mengenyahkan virus Corona.

Indonesia mempunyai kekuatan solidaritas mekanik yang diikat oleh kesamaan dalam bentuk kesadaran kolektif. Artinya, sebagai sebuah bangsa yang sedang menghadapi wabah, Indonesia harus menyadari bahwa kita mempunyai kekuatan dalam bekerja sama dan kekuatan tersebut dibantengi oleh ideologi yang sama yaitu Pancasila UUD 1945. 

Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus jumlah penduduk Indonesia pada 2019 sebanyak 267 juta lebih yang menyatu dalam persatuan dan ini merupakan energi dahsyat yang seharusnya menjadi kekuatan dalam menghadapi apapun bentuk musibah termasuk virus Corona.

Disisi lain kita tahu Indonesia adalah negara dengan beragam suku, etnis, bahasa, nilai etika, adat istiadat dan agama, ini merupakan kekuatan alamiah yang dapat membangun solidaritas organik. Dimana dalam solidaritas organik, setiap orang memiliki tugas yang spesifik, dan saling bergantung antara satu dengan lainnya. 

Sebagai warga negara, kita sebagai rakyat harus mematuhi kebijakan dan langkah-langkah yang sudah diambil dan dilakukan oleh pemerintah, walaupun semua kebijakan dan langkah-langkah tersebut mengandung resiko, bahkan mungkin akan melahirka kritik dari masyarakat. Namun pemerintah tidak patut mundur atau menyerahkan kepada masyarakat dalam menghadapi kondisi ini.

Masyarakat membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan dipercaya agar mereka yakin negara melindungi mereka dan menjamin keselamatan dan kesehatan mereka. Maka dari itu tindakan yang dipilih bukan hanya menguntungkan sebagian pihak dan kelompok tertentu, karena pada kondisi ini memilih tindakan yang relevan dengan situasi sangat dibutuhkan sehingga kemampuan atau sumber daya yang sedang terbatas bisa dimanfaatkan dengan baik. 

Lalu, dimana peran pelajar?

Belajar adalah ciri khasnya seorang pelajar, belajar jangan dikerdilkan dalam persekolahan saja, banyak ruang ruang lain yang perlu digali. Orang hidup belajar dan orang mati tidak belajar. Itulah mengapa sepanjang hidup kita dituntut untuk selalu belajar. Belajar merupakan tanggung jawab pribadi. Belajar mandiri salah satu kunci yang harus dilakukan setiap hari, terutama di masa seperti ini. 

Belajar mandiri bisa dituntaskan dengan berbagai cara, misalnya dengan program membaca pribadi. Ini bisa dikerjakan untuk memanfaatkan waktu #dirumahaja. Al Quran, E-book, majalah, koran, dan jurnal bisa menjadi pilihan terbaik. Temukan bidang mana yang disukai, buat diri 'lapar' untuk terus menggalinya. 

Berorganisasi juga dapat membantu mengisi hari-hari lebih produktif, bermanfaat, dan dapat #berkaryadirumah. Ikatan Pelajar Muhammadiyah salah satunya, IPM dengan kesadaran Nuun atau kesadaran ilmu harus tampil terdepan berbicara atas kepentingan pelajar. Menurut Azaki Khairudin, kesadaran nun adalah perpaduan antara kesadaran Iqra (membaca) terhadap jagat raya dengan kesadaran ketuhanan. Kesadaran membaca baik teks dan kondisi saat ini wajib dimiliki oleh kita sebagai kader-kader IPM. Setelah membaca, diharapkan kita dapat melakukan amal-amal bersama. Semangat kolaboratif, selamat membaca dan membuat karya!.

Karya :
Kholida Annisa
- Ketua Bidang Perkaderan PW IPM Kalimantan Selatan

Catatan : Isi artikel merupakan tanggung jawab penulis.

No comments