Buku Terbaru

Post-Musyil XX IPM Banua : Era Kosmologi, Perbaikan Jaringan Akar Rumput


Oleh: Al bawi *

Musyawarah IPM Kalimantan Selatan XX sudah berakhir di Martapura, berakhir secara ceremony tetapi tidak berakhir secara garis gerakan dalam membentuk kontruksi agenda aksi serta gerakan modernis berbasis wacana ke-Islaman.

Hari ini, IPM Kalimantan Selatan mencoba merubah perspektif dengan mengerucutkan permasalahan yaitu mencoba menyelesaikan permasalahan di internal kader itu sendiri yang kebanyakan tidak tercerahkan secara fundamental mengenai bagaimana IPM itu sendiri baik melalui sistem kinerja roda organisasi sampai kepada sistem kinerja eksternal organisasi.

Dalam perjalanan 3 hari banyak dinamika yang terjadi, teringat dalam buku karya Soe Hok Gie dengan judul catatan seorang demonstran dia mengatakan seperti ini” hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus, tetapi aku memilih menjadi manusia merdeka” mungkin narasi ini sedikit berat dalam pemaknaan sebenarnya tetapi kalau di terjemahkan secara sederhana melalui konteks pelajar masa kini,  hari ini pelajar terkhusus IPM banyak terjebak berbagai macam arus mulai dari arus modernisasi bahkan sampai arus ideologi yang membawa ke arah tertentu dalam pandagan ke-agamaan, IPM apakah berdiam diri atau mengikuti arus yang dimana problematika ke-pelajaran tidak hanya soal klasik yang dilakukan oleh teman-teman kita di lembaga dakwah tersebut, melainkan ada isu global yang perlu di perjuangkan, lantas kita memilih berdiam atau ikut arus, tapi kata Soe Hok Gie memilih merdeka, merdeka dalam artian IPM mempunyai permasalahan dan solusi sendiri yang sudah tersistematis dan rapi mulai dari Muktamar sampai dengan Musyran yang dimana permasalahan yang di sampaikan setiap forum IPM adalah kajian dan bersama mencari solusi bersama sehingga memunculkan titik terang. Tetap semua konteks ini kembali lagi IPM bukanlah obat bagi semua penyakit tetapi IPM hadir untuk menyembuhkan kasus keummatan dan persoalan global, mulai dari ranah pendidikan, lingkungan, kesehatan, gender sampai dengan jaringan wirausaha.

IPM Kalimantan Selatan pasca Musywil yang sudah di kaji sampai sampai berlarut malam jangan sampai hanya seperti utopis di padang pasir yang tidak terlihat, keagendaan intelektual IPM Kalimantan Selatan di uji ketika memperdebatkan kajian tim materi tentang progam kerja smapai dengan yang lebih spesifik agenda aksi.

Kegersangan perdalam baca dan tulis di kalangan IPM Kalimatan Selatan menjadi tembok besar yang menghalangi roda kemajuan Organisasi, sehingga para aktor yang terlibat didalamnya menjalankan roda itu tidak tentu arah dan berpencari tidak fokus dalam hal yang sudah dirancang sedemikan rupa, hasilnya kajian yang dibangun sampai tengah malam itu hanya buih di laut tidak terpakai dan tidak ada yang memperdulikan, sungguh merugi para aktor penggerak selanjutnya tidak memanfaatkan momentum tersebut.

Dalam buku MADILOG karya Tan Malaka menyebutkan “Kebanyakan persoalan bisa diselesaikan dengan logika, hukum berfikir saja. Dalam kehidupan kita sehari-hari yang berhubungan dengan makan, minum, pulang pergi, jual beli, dan 1001 perkara berhubungan dengan pergaulan kita dengan sahabat, anak dan istri, tidakkah kita di pusingkan oleh dialektika.”

Kalimat lama ini coba kita ejawantahkan dalam bentuk sederhana, bahwa bergerak saja tanpa berfikir hasilnya kurang maksimal, atapun sebaliknya berfikir saja tanpa ada bergerak hasilnya tidak ada karena tidak melakukan hal apapun, berpikir dan bergerak adalah satu kesatuan dalam bentuk perencanaan organisasi. Hari ini sudah disepakati berbagai macam agenda dan langkah aksi, yang artinya setelah ini kepemimpinan yang baru apakah hanya berpikir saja atau hanya bergerak saja tanpa berpikir atau malah tidak keduanya yaitu berpikir dan bergerak sehingga harmonisasi problematika bisa terselesaikan. Tinggal kembali lagi seperti kutipan buku di atas yaitu apatis atau mengikuti arus. Mari kader IPM semuanya kita kawal pergerakan PW IPM Kalimatan Selatan periode 2018-2020 ini sehingga pergerakan dakwah kultural melalui basis struktural bisa terkoneksi dan berjalan seirama.

*Alumni PW IPM Kalimantan Selatan 2016-2018 

1 comment: