Buku Terbaru

Indonesia Riuh, Lantas dimana Posisi Pelajar ?



Siapa yang tidak tahu kabar bahwa beberapa hari ini keadaan bangsa Indonesia sedang riuh gemuruh, jadi trending topik di media sosial sana sini. 

Aksi turun ke jalan dari berbagai elemen masyarakat wabil khususnya para mahasiswa menyuarakan penolakan atas
berbagai kejanggalan yang mengusik hati nurani juga akal pikiran mereka, orang orang yang masih waras dari berbagai kepentingan politis dalam tubuh Indonesia.


Nyatanya ini semua sudah jadi konsekuensi bagi seluruh rakyat Indonesia bahwa kita ini adalah negara demokrasi yang mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. 

Dilansir dari situs maxmanroe.com kata demokrasi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" atau rakyat, dan "Kratos" yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Sehingga jika disatukan jadilah sebuah kalimat pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.


Kegaduhan sempat datang saat aksi demonstrasi di Senayan, yang tak kalah hebat nya adalah sebagian kegaduhan ini disebabkan oleh para siswa STM yang turun tangan dengan membawa berbagai senjata ciri khas mereka yaitu gear kendaraan bermotor. Polisi yang juga sudah mulai bertindak represif terhadap masa demonstran yang terekam lewat kamera HP kocar kacir menghadapi siswa STM ini.


Kok bisa kalangan pelajar juga berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa ini ? Dan menurut penulis pribadi, ini akan membuat citra demonstrasi menjadi buruk apalagi ini dilakukan oleh siswa yang baru menginjak bangku SMA. Iya sih kalau mereka turun dengan membawa hasil kajian yang matang dan rencana untuk turun yang jelas, kenyataannya mereka turun karena sifat kepedulian yang berlebih sampai menghasilkan sifat yang anarkis.


Lalu dimana kalangan pelajar yang kritis, yang membela kebenaran berdasarkan hati nurani yang tulus. Dimana posisi pelajar dalam menghadapi situasi bangsa seperti ?

Pelajar terlebih IPM sudah pasti memiliki itikad yang baik dalam menanggapi peristiwa bangsa sekarang ini. Saya yakini pula bahwa kader kader IPM di Kalimantan Selatan Punya satu kekuatan yang sama dengan para demonstran yang menyampaikan aspirasi lewat turun ke jalan, yaitu hati nurani dan keindependenan yang masih suci.


Sebagai seorang kader IPM juga harus menghasilkan suatu karya nyata yang bisa merubah atau melawan suatu kemungkaran salah satunya lewat tinta Internet, atau menuliskan ilmu pengetahuan dan kebenaran di media sosial. Super power yang dimiliki oleh media sosial sangat besar, apalagi kalangan milenial yang mana mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, selalu terpaut dengan gadget.


Dibawah ini ada beberapa langkah yang kiranya dapat dilakukan oleh pelajar terkait isu yang sedang tren di jagat maya :

1.Sebarkan kebenaran dan ungkap kesalahan melalui data atau berita konkret bukan hoax.
2. Menulis segala pendapat dan pemikiran yang selaras dengan hati nurani dan akal pikiran melalui tinta Internet.
3.Yang terakhir buat kegiatan perorganisasi maupun kolaborasi dengan kawan kawan lain untuk mengkaji isu yang saat ini marak diberitakan


Sekian dari penulis yang juga merupakan alumni IPM, semoga bermanfaat.

Salam lestari
Salam literasi ✍

Nuun Wal Qalami Wamaa Yasthuruun

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Muhammad Yahya
Kader PD IPM Kab.Banjar 2017-2019


1 comment: